Blue Energy Versi Joko Suprapto
Joko Suprapto, warga Desa Ngadiboyo, Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk, tiba-tiba menjadi sosok yang fenomenal di tengah “pesta” kenaikan BBM akhir-akhir ini. Penelitiannya bertahun-tahun bersama kelompoknya yang konon mampu merubah senyawa air (H2O) menjadi minyak (senyawa Hidrokarbon), ditanggapi positif oleh presiden kita bapak SBY.
Joko Suprapto sendiri mengklaim, air laut (sebenarnya dapat menggunakan air tanah juga , tapi mahal) yang diberi katalis-katalis tertentu, mampu diubah menjadi bahan bakar karbon semacam bensin, solar avtur dan lain-lain. Benarkah hal itu ??
Tim dari akademisi UGM telah menyangkal tegas hal tersebut dan menyatakan secara ilmiah sulit dinalar dan ini menjurus pada penipuan. Lepas dari pendapat para akademisi tersebut, saya akan mencoba berpendapat secara sederhana tentunya hanya pendapat saya, sesuai apa yang saya ketahui.
Begini kira – kira :
Menurut yang saya tahu, Air (laut) adalah senyawa yang terdiri dari H+ dan O2- sedangkan BBM (bensin solar dll) adalah senyawa hidrokarbon yaitu ikatan antara C dan H. jumlah atom C, atom H, jenis ikatannya akan menentukan sifat dari senyawa hdrokarbon itu.
Muncul beberapa pertanyaan di kepala saya :
1. Bisakah senyawa H2O dengan bantuan katalis mampu dipecah menjadi H+ dan O2- ? (Hmm, dengan elektroforesis kemungkinan bisa kayaknya..)
2. Seandainya saja, mas joko suprapto menggunakan H+ hasil pecahan H2O tadi untuk diubah menjadi senyawa hidrokarbon (bensin dll) tentu harus diikatkan dengan atom C. lalu dari mana sumber atom C (karbon) ini ?? (“emm, dari arang mungkin mas..”, arang?? arang dari hongkong…hayah)
3. Seandainya memang mas Joko punya sumber atom Carbon, lalu bagaimana reaksi penggabungannya?? Setahu saya secara hitung-hitungan entalpi, kalo reaksi penggabungan ini adalah reaksi endoterm, yaitu reaksi yang membutuhkan energi dari luar, lalu berapa besar energi yang dibutuhkan ???
4. Kalaupun secara teori rumus reaksi kimia bisa masuk akal, sudahkah teknologi kita mampu mengaplikasikannya ?? yang saya tahu, dalam ilmu kimia kebanyakan diketahui dulu faktanya di lingkungan sekitar atau dari percobaan di lab dengan menggabung-gabungkan cairan kimia tertentu misalnya, baru dicari reaksi kimianya secara teori. Dan bukan sebaliknya.
Lalu bagaimana ini ?? apakah menggunakan air laut sebagai sumber energi hanya mimpi belaka ?? Setelah saya googling dan berwiki ria, akhirnya muncul lagi sedikit harapan di benak saya tentang kemungkinan pembuatan sumber energi alternatif terutama dari air laut. Namanya sama dengan nama yang diberikan ke penelitian Joko Suprapto tadi yaitu Blue Energy. Tapi tentu saja sangat berbeda antara Blue Energy Joko dengan Blue energy versi Belanda -Norwegia
Blue Energy Belanda-Norwegia
Blue energy menurut versi di belanda dan Norwegia , yang dimaksud adalah energi yang didapatkan dari perbedaan konsentrasi garam antara air laut dan air tawar. Ada dua metode yang digunakan untuk mendapatkan energi dari perbedaan konsentrasi air tadi, yaitu Reverse Electrodialysis (RED) di Belanda , dan Pressure Retarded Osmosis (PRO) di Norwegia.
Keduanya prinsipnya sama yaitu memanfaatkan sifat osmosis air yaitu pergerakan air karena perbedaan konsentrasi dengan melewatkannya pada membran ion spesifik yang biasanya dibuat dari plastik poli etilen.Sumber air tentu saja dari pertemuan air sungai (air tawar) dan air laut atau di muara.
Pada PRO, dibuat dua tempat yaitu air laut dan air sungai yang dipisahkan oleh membran ion spesifik. Karena perbedaan konsentrasi, tentu saja akan terjadi osmosis alias pergerakan air dari konsentrasi rendah (air sungai) menuju tempat air laut (konsentrasi tinggi). Tentu saja volume dan tekanan di tempat air laut akan meningkat dan perbedaan potensial antara air laut dan air tawar tadi menghasilkan tekanan sekitar 26 bars atau setara dengan kenaikan kolom air setinggi 270 m. tentu saja kolom air setinggi 270 m dengan debit air yang cukup besar (dari aliran sungai menuju laut) akan memiliki energi potensial yang cukup besar untuk dapat menggerakkan turbin dan generator listrik.
Sedangkan pada RED, kedua air dialirkan di dua kolom yang dipisahkan oleh membran alternating katoda dan anoda. Perbedaan konsentrasi antara kedua jenis air akan menghasilkan potensial kimia yang menimbulkan perbedaan potensial atau voltage antara membran katoda dan anoda dan tentunya akan menimbulkan arus listrik.
Di tahun 2006, dengan metode RED, berlokasi di Harlingen, di sebuah muara sungai di Belanda, direncanakan pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 50 KW. Tentu saja akan terus dikembangkan secara bertahap hingga tahun 2010 dan direncanakan pada tahun 2010 akan berkapasitas 200 MW.
Kedua metode Blue Energy di Eropa diatas tentunya lebih masuk akal dan mudah dicerna secara hukum kimia dan fisika sederhana dibandingkan Blue Energy versi Joko Suprapto. Saya berharap Pemerintah Indonesia lebih fokus mengadopsi aplikasi blue energy versi eropa yang tentu saja lebih masuk logika, mengingat potensi sungai Indonesia yang cukup berlimpah, sehingga saya berharap Indonesia mampu terlepas dari krisis energi listrik dan BBM.
tambah satu lagi mas:
Mereka mengklaim bahwa harga jualnya nanti Rp 3000 / liter.
Ini yg paling sulit dipenuhi.
ehh… elu banyakan komentar tapi tidak berbuat. Coba lihat Djoko tidak banyak komentar dan berbuat dgn hasil gemilang sampai di uji coba saat konferensi di Bali… Kalo mau berhasil komentarnya dikurangi dan kerja yang baik dan tekun akan menghasilkan karya yang gemilang kayak Kang Djoko ini. Saya dukung Kang dan kapan akan di Jual segera ?????
Wakakak..
Bener mas rinaldy, asal jgn menipu aja..
Itu kata akademisi di ugm lho..
Mending joko kolaborasi aja ama pak ahmad zaini, yg keturunan prabu siliwangi.. Yg Bg2 pinjaman, Biar proyeknya didanain 🙂
mantap
asik tu kalo bisa dibikin besar2an
gak terlalu tergantung sama bbm lagi kita
kok gak keliatan ya minat pemerintah untuk kembangkan teknologi ini
Mungkin karena pemerintah harus berhadapan dengan empunya minyak,
jadi gak berani prosuksi banyaaak.
pemerintah kayaknya tunduk dan patuh sama kapitalis besar…!
Salam kenal dari Watashiwa
maju terus pantang mundur mas joko, wow keren…2×45 menit he…3x . nasib bangsa ini di tentukan oleh bangsanya sendiri bukan orang/bangsa lain. kalau bangsa lain bisa kita harus lebih bisa. viva imdonesia
tapi penggunaan blue energy belanda kayaknya masih mahal buat indonesia..mending nyari tambang minyak banyak2
klo diliat dari beberapa fakta yg terjadi, jelas banget..
Penipu edaan…,
terus comment diatas gw salah satunya yg masih aja kena tipu..
makanya, ikutin terus infonya donk, jangan langsung bilang mendukung si penipu ini..
penipu koq di dukung..
wong edaaaaaann…..!!!
salam sejawat,
tukeran link dan add me ya
If only more people could read about this!
If only I had a quarter for every time I came here.. Superb writing!
Строительный форум. Покупка дрова
Требуется столяр
http://build.su/index.php?s=60fcda64a4dddd6d3f1ebbd9a9e5500d&act=SF&f=344
Hi everyone
I’ve recently found
an excellent search engine –
Warning: array_merge() [function.array-merge]: Argument #2 is not an array in /var/www/html/links.php on line 16
P.S. Yahoo – everything will be found! Google: nothing was really lost…
See you!